SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN
HAKIKAT
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suatu organisasi yang menjalankan
sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan melakukan proses perencanaan.
Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan individu-individu.
Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang sering
dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai
keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras
dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan
mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu
diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan
tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya
sistem pengendalian manajemen yang baik.
1.2 PERMASALAHAN
Bagaimana hakekat Sistem Pengendalian Manajemen yang terdiri
atas konsep dasar dan ruang lingkup sistem pengendalian manajemen?
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Pengantar Manajemen, juga agar para pembaca mengetahui dan
memahami hakekat Sistem Pengendalian Manajemen.
1.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah
metode kepustakaan, yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan
bahasan makalah kami.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM
Sistem adalah suatu kegiatan yang
telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-ulang. Dalam konteks
sistem pengendalian manajemen, menurut Suadi (1995) maka sistem adalah
sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang dan saling berhubungan
maupun tidak yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan.
Menurut Marciariello ada dua bentuk
sistem yang berlaku yakni sistem formal dan informal. Sistem formal adalah
sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana sistem formal
memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota
organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini
membantu anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur,
prosedur dan respon yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola
strategi dalam memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator
lingkungan yang ada.Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih
berdimensi hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Dalam kegiatan suatu organisasi,
banyak tindakan manajemen yang tidak sistematis. Hal ini disebabkan oleh
keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk menggunakan aturan
sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer menggunakan pertimbangan
pibadinya dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya berkaitan dengan
interaksi antara manajer yang satu dengan yang lainnya dan manajer dengan
bawahannya. Ketepatan sistem itu sendiri akhirnya bergantung pada kemampuan
manajer mengatur sesesorang, tidak lagi berdasarkan aturan yang ditentukan
sistem tersebut.
2.2 PENGENDALIAN
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses
penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan
mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini
dilakukan untuk menjamin aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan organisasi. Suatu sistem pengendalian memiliki beberapa elemen yang
memungkinkan pengendalian berjalan baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
SENSOR/DETEKTOR yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa
yang sedang terjadi dalam suatu proses.
ASSESOR yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya
ukurannya dengan membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
EFEKTOR yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang
diperoleh dari assessor.
JARINGAN KOMUNIKASI yakni alat yang mengirim informasi antara
detektor dan assesor dan antara assesor dan efektor.
Dengan demikian pengendalian adalah suatu proses untuk
mengarahkan organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.3 MANAJEMEN
Salah satu pengertian manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi
seta pengendalian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Proses pengendalian manajemen dalam hal ini adalah proses yang menjamin anggota
satu unit usaha melakukan apa yang telah menjadikan strategi perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya
meliputi :
ü Merencanakan apa yang akan dicapai
oleh perusahaan.
ü Mengkoordinasikan kegiatan pada
masing-masing bagian.
ü Mengkomunikasikan informasi yang ada.
ü Mengevaluasi informasi.
ü Memutuskan apa yang akan dilakukan..
ü Mempengaruhi orang dalam organisasi
tersebut untuk mengerjakan sesuai dengan yang digariskan.
Pengendalian manajemen dalam hal ini
tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan harus sama dengan rencana. Pada
prosesnya bisa saja berubah karena perbedaan waktu antara rencana dan kegiatan.
Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang dijalankan
sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jika apabila seorang manajer
menemukan cara yang lebih baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian
manajemen seharusnya tidak melarang manajer tersebut melakukan dengan cara yang
menurut dia benar.
2.4 BATASAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen merupakan beberapa bentuk kegiatan
perencanaan dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada suatu organisasi.
Pengendalian manajemen merupakan kegiatan yang berada tepat di tengah dua
kegiatan lainnya. Dua kegiatan yang dimaksud adalah perumusan strategik yang
dilakukan manajemen puncak dan pengendalian tugas yang dilakukan manajemen
paling bawah.
Beberapa karakteristik dari masing-masing aktivitas ini
adalah :
Perumusan strategik merupakan kegiatan yang paling sedikit
sistematik tetapi pengendalian tugas merupakan yang paling sistematik.
Pengendalian manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
Perumusan strategi difokuskan untuk jangka panjang, sedangkan
pengendalian tugas difokuskan untuk operasi jangka pendek dan pengendalian
manajemen dalam hal ini berada ditengah-tengahnya.
Perumusan strategi lebih difokuskan pada proses perencanaan
sedang pengendalian tugas lebih difokuskan pada proses pengendalian. Baik itu
proses perencanaan maupun pengendalian sama pentingnya dengan pengendalian
manajemen.
2.5 PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer
mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi. Dari hal ini
dapat diambil beberapa hal berikut :
SIFAT KEPUTUSAN. Keputusan pengendalian manajemen dibuat
dalam kerangka kerja sesuai dengan strategi organisasi. Tanpa pedoman yang
jelas akan sulit menjalankan pengendalian manajemen yang benar. Manajer dalam
hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa saja lain dari yang telah ditetapkan
asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit bisnisnya.
SISTEMATIS DAN RITMIS. Dalam proses pengendalian manajemen,
keputusan yang dibuat berdasarkan prosedur dan jadwal yang dilakukan
berulang-ulang tahun demi tahun.
PERTIMBANGAN PERILAKU. Proses pengendalian manajemen
melibatkan interaksi antara individu dan interaksi tersebut tidak sistematis.
Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Yang harus dilakukan
adalah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi
anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.
ALAT UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI. Sistem pengendalian
manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan strategi
yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan pada pelaksanaan
strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi manajer untuk
menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat diterapkan selain
pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan struktur organisasi, manajemen
sumber daya dan budaya.
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN. Pengendalian manajemen
melibatkan hubungan antara atasan-bawahan. Pengendalian dilakukan melalui
tingkat atas hingga ke bawah. Proses ini meliputi aktivitas komunikasi,
motivasi dan evaluasi.
METODOLOGI PENGENDALIAN MANAJEMEN. Penerapan proses
pengendalian manajemen yang telah diuraikan diatas memerlukan tiga bentuk
aktivitas yaitu menentukan tujuan, pengukuran prestasi dan evaluasi prestasi.
Menurut David Outley proses pengendalian manajemen dirancang untuk menjamin
bahwa tugas rutin dijalankan oleh seluruh anggota organisasi secara
bersama-sama membantu tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.
PERUMUSAN STRATEGI. Perumusan strategi adalah proses
memutuskan atas tujuan organisasi dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencapai tujuan tersebut. Strategi yang diambil oleh perusahaan tidak tertutup
kemungkinan untuk diuji kembali atau dilakukan perubahan dimana perlu.
Kebutuhan untuk mengubah strategi biasanya disebabkan oleh ancaman atau untuk
memperoleh keuntungan yang lebih baik.
2.6 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Marciarello & Kirby mendefinisikan Sistem Pengendalian
Manajemen sebagai perangkat struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer
mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi
secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai
bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada
dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan
mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan
asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda
dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin
kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan
keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem
dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua
unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan
pengendalian dan proses pengendalian.
2.7 HAKEKAT PENGENDALIAN MANAJEMEN
Organisasi terdiri dari manajer dan karyawan harus dimotivasi
dan dituntun agar melakukan apa yang diinginkan pimpinannya dan harus dikoreksi
jika menyimpang dari arah pencapaian tujuan organisasi. Dasar dari semua proses
pengendalian adalah pemikiran untuk mengarahkan suatu variabel, atau sekumpulan
variabel, guna mencapai tujuan tertentu. Variabel dapat berupa manusia, mesin,
organisasi
2.7.1 LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Berikut ini diuraikan faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap pengendalian manajemen yang meliputi perilaku
organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
- PERILAKU ORGANISASI. Proses pengendalian manajemen mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai tujuan dan fungsi pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi mempengaruhi bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan diterapkan. Perilaku organisasi juga berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu sendiri dan pemahaman tentang perilaku yang diperlukan dalam mencapai prestasi yang tinggi.
- PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN. Suatu organisasi dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen puncak. Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :
PUSAT BIAYA. Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban
dimana biaya diukur dalam unit moneter namun outputnya tidak diukur dalam
unit moneter.
PUSAT PENDAPATAN. Pusat pendapatan merupakan pusat
pertanggungjawaban dimana output-nya diukur dalam unit moneter tetapi
tidak dihubungkan dengan inputnya.
PUSAT LABA. Apabila suatu pestasi keuangan pusat
pertanggungjawaban diukur dengan dasar laba, maka pusat pertanggungjawaban
tersebut disebut pusat laba.
PUSAT INVESTASI. Pusat investasi adalah pusat
pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur atas dasar perbandingan
antara laba dengan investasi yang digunakan.
2.7.2 PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi
antarmanajer dan manajer dengan bawahannya. Proses pengendalian manajemen
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut yaitu :
PERENCANAAN STRATEGI. Perncanaan strategi adalah proses
memutuskan program-program utama yang akan dilakukan suatu organisasi dalam
rangka implementasi strategi dan menaksir jumlah sumber daya yang akan dialokasikan
untuk tiap-tiap program jangka panjang beberapa tahun yang akan datang.
PENYUSUNAN ANGGARAN. Penyusunan anggaran adalah proses
pengoperasian rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit
moneter untuk kurun waktu tertentu.
PELAKSANAAN. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program
atau bagian dari program yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan yang dibuat
hendaknya menunjukkan dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan
realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun
nonkeuangan, informasi internal maupun eksternal.
EVALUASI KINERJA. Pestasi kerja bisa dilihat dari efisien
atau efektif tidaknya suatu pusat pertanggungjawaban menjalankan tugasnya.
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi anggaran dengan
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.7.3 PENGENDALIAN TUGAS
Pengendalian tugas adalah proses yang
menjamin bahwa tugas yang telah ditentukan dikerjakan secara efektif dan
efisien. Penendalian tugas cenderung ke kegiatan operasional. Aturan-aturan
harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua tugas harus dijelaskan secara
berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas dengan pengendalian manajemen
adalah pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu yang scientific, sedangkan
pengendalian manajemen tidak demikian karena manusia merupakan faktor penting
dalam proses pengedalian manajemen dan manusia tidak bisa hanya diungkapkan
atas dasar suatu persamaan.
Dalam pengendalian manajemen, manajer
berinteraksi dengan manajer lainnya, sedangkan dalam pengendalian tugas
interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil. Sistem pengendalian
manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh organisasi. Sebaliknya masing-masing
tugas akan berbeda satu organisasi dengan organisasi lain. Dalam pengendalian
manajemen fokusnya adalah pada satu unit organisasi, sementara dalam
pengendalian tugas adalah salah satu tugas daru suatu unit organisasi.
Pengendalian manajemen berhubungan dengan seluruh kegiatan perusahaan dan
manajer harus memutuskan apa yang harus dilakukan, sedangkan pengendalian tugas
berhubungan dengan satu tugas tertentu dan hanya sedikit diperlukan
pertimbangan atas apa yang dilakukan.
2.7.4 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
DENGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
Sebagian orang dalam organisasi
melakukan perencanaan dan sebagian lagi dalam bidang pengendalian. Kedua hal
ini saling terkait. Kebanyakan manajer melakukan pengendalian namun sifat dari
pengendalian itu sendiri berbeda dalam penerapannya untuk penetapan
strategi, pengendalian manajemen dan pengendalian tugas. Karena itu,
perencanaan dan pengendalian tidak merupakan kegiatan terpisah tapi saling
terkait satu sama lainnya.
2.7.5 HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
DENGAN INTERNAL AUDITING
Pengendalian manajemen adalah
aktivitas yang dilakukan oleh manajer, selain itu internal auditing adalah
kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin keakuratan informasi sesuai
dengan aturan kesalahan yang minimum terhadap pelaporan asset dan menjamin
pelaksanaan tugas secara efektif dan efisien.
2.8 TEORI KONTIJENSI ORGANISASI
Salah satu cara yang paling sering
diguanakan dalam pengendalian kegiatan organisasi adalah dengan
merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memeberi otoritas dan
pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok
pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya
terfokus pada bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas
yang memerlukan koordinasi dengan bagian lain.
Manajer pusat pertanggungjawaban bisa
diberi target yang jelas tentang rentang tugasnya dan bertanggungjawab atas
segala aspek pertanggungjawabannya. Dengan demikian, aspek utama dari struktur
organisasi formal adalah segmentasi kegiatan ke bagian-bagian yang bisa
ditangani oleh manajer perorangan. Proses pelengkap berupa integrasi diperlukan
untuk mengkoordinasikan kegiatan sub-unit yang berbeda dan dalam hal ini,
sistem akuntansi manajemen memerankan peran penting dalam proses tersebut.
Pendekatan dalam memandang desain
struktur formal organisasi telah diformalisasikan dengan pendekatan teori
kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam merancang sistem pengendalian.
Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri karena merupakan mekanisme awal
dari akuntansi manajemen.
2.9 TEORI KONTIJENSI AKUNTANSI MANAJEMEN
Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu
upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas
seperangkat keadaan yang ada pada suatu organisasi. Beberapa variable yang
perlu dipertimbangkan adalah :
LINGKUNGAN. Satu hal yang mendasa dai sistem pengendalian
manajemen ini adalah adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut
beroperasi.
TEKNOLOGI. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa
biasanya ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
UKURAN ORGANISASI. Ukuran organisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi baik struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.
STRATEGI. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai
pengaruh yang besar terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian
manajemennya.
2.10 UKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA
Dalam membentuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator
kinerja yang perlu diperhatikan adalah :
Tujuan organisasional adalah kompleks
dan tidak bisa dikurangi dengan mudah menjadi satu-satunya ukuran yang
terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun tingkat keuntungan sering
digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi.
Jika ukuran kinerja bertingkat digunakan, beberapa hal
tentang kebutuhan kepentingan harus dikomunikasikan.
Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer, misalnya sistem
harga transfer.
Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif,
walaupun kecenderungan yang ada adalah ukuran kuantitatif lebih banyak dipakai
daipada ukuran kualitatif.
Esensi kerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering
tidak bisa ditentukan terlebih dahulu, pernyataan tentang kinerja sering
merupakan pernyataan subjektif.
Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit
dimana manajer harus bertanggungjawab namun perbedaan antara apa yang bisa
dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan dan tidak bisa dilihat dengan
jelas.
Manajemen berada dalam lingkungan yang tidak pasti dan
kompleks sehingga penghargaan prestasi yang diberikan mungkin tidak mencakup
swluruh aspek kerja anggota organisasi.
2.11 PENGGUNAAN INFORMASI DALAM PENGHARGAAN KINERJA
Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan informasi
akuntansi dalam prilaku manajerial terjadi pada saat penggunaan evaluasi
kinerja. Jika manajer meyakini bahwa kinerjanya kan dievaluasi berdasarkan
informasi akuntansi, maka ia akan berusaha untuk mempengaruhi informasi
tersebut sehingga kelihatan menguntungkan manajer tersebut. Perilaku ini akan
mengganggu kegiatan organisasi secara keseluruhan.
Penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam
pengukuran kinerja seringkali menghasilkan perilaku tidak baik. Kesulitan dalam
penentuan dan penghargaan perilaku manajerial yang layak mengakibatkan perlu
adanya monitoring dan penghargaan atas kerja. Ukuran yang paling sering
digunakan dalam pengukuan kinerja melibatkan ukuran-ukuran akuntansi dan
menggunakan anggaran sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan. Kinerja
anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun
target yang ditetapkan tidak tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan
karena anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.
2.12 GAYA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
Dalam hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis
dan fleksibel. Anggaran statis melibatkan manajer senior yang mengawasi
bawahannya secara ketat dalam memenuhi anggaran biayanya. Sedangkan anggaran
fleksibel masih mempertimbangkan kelayakan pencapaian anggaran, namun manaje
senior hendaknya diberi penjelasan masuk akal atas kelebihan pengeluaran. Jika
informasi akuntansi tidak merupakan informasi yang sempurna akan kinerja
sesungguhnya anggota organisasi, maka penggunaan gaya statis tidak layak dan
membawa ke tingkat stress yang tinggi, konsekuensinya bisa timbul perilaku
negatif seperti manipulasi data akuntansi. Anggaran fleksibel jika dikaitkan
dengan hal diatas tampaknya lebih layak digunakan.
Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati
situasi dimana penganggaran dan informasi ditunjukkan sebagai dasar evaluasi
yang lebih layak. Ditemukan bahwa gaya evaluasi statis tidak membawa ke
konsekuensi yang baik. Namun, manipulasi penganggaran yang dilakukan
dihubungkan dengan kinerja unit-unit yang dikelola, dimana unit yang berkinerja
jelek menunjukkan bias anggaran paling besar. Hasil temuan ini, dengan konteks
yang lebih luas dimana standar akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang
sedikit lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan akan berisikan uraian yang
sedikit lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan Dalam kondisis ketidakpastian
yang tinggi.
Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya
dievaluasi dengan memperhatikan juga pendekatan subyektif jika unit tersebut
menghadapi tingkat ketidakpastian yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan
pengaruh pengendalian akuntansi. Yakni ia merupakan cara dimana informasi
akuntansi digunakan manajer puncak dan penghargaan yang dibuat kontijensi
dengan pencapaian anggaran adalah kritis dalam penentuan pengaruh sistem
informasi akuntansi. Kedua, pengaruh penempatan kepercayaanyang tinggi atas
ukuran akuntansi terhadap kinerja kontijensi dengan keadaan karena tingkat
pengetahuan yang kita punyai tentang perilaku manajerial mengkontribusikan ke
arah kinerja yang sukses.
Bila menghadapi ketidakpastian eksternal
dan internal, maka yang diperlukan adalah sistem penghargaan dimana diperlukan
dukungan inovasi dan menghindari kegagalan jika manajer kemudian bisa mencapai
kesuksesan daripada menghindari kegagalan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer
mempengaruhi anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi. Sistem
Pengendalian Manajemen merupakan perangkat struktur komunikasi yang saling
berhubungan yang memudahkan pemrosesan informasi dengan maksud membantu manajer
mengkoordinasikan bagian-bagian yang ada dan pencapaian tujuan organisasi
secara terus menerus. Sistem pengendalian manajemen dikategorikan sebagai
bagian dari pengetahuan perilaku terapan (applied behavioral science). Pada
dasarnya, sistem ini berisi tuntutan kepada kita mengenai cara menjalankan dan
mengendalikan perusahaan / organisasi yang “dianggap baik” berdasarkan
asumsi-asumsi tertentu. Masing-masing perusahaan memiliki kompleksitas berbeda
dalam pengendalian manajemen, makin besar skala perusahaan akan semakin
kompleks.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan
keputusan-keputusan kolektif dalam organisasi. Untuk memahami sebuah sistem
dibutuhkan suatu pengetahuan tentang lingkungan dimana sistem itu berada. Dua
unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah lingkungan
pengendalian dan proses pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi
Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://lintongnababan.wordpress.com/2008/08/28/sistem-pengendalian-manajemen/
Maret 5, 2010Berikan sebuah balasan
View Full Site
Now Available! Download WordPress for Android
Blog pada WordPress.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar